"Sepertinya mereka berdua masih saling mengharap, apa aku mengalah saja kak ? "ujarku terisak.
"Jangan berkata begitu, kalau kamu saja belum tahu jawaban dia dengan pasti. bukankah kemarin kalian bertemu ?" sambil membelai kepalaku yang terisak dalam pangkuannya.
"Aku tahu kak, dia masih mencintai wanita itu. aku bisa merasakannya. aku yang harusnya pergi dari hidupnya, harusnya wanita itu yang ada di sampingnya. bukan aku. harusnya...aku...... aku yang pergi dan tidak mengenalnya... harusnya aku tak mengenalnya, maka mereka tak akan berpisah."
kakakku hanya menggelangkan kepalanya menyaksikan adik semata wayangnya menangis sesenggukan. rasa iba dan kasih sayang yang ia berikan terhadap adiknya terlalu sulit untuk di utarakan.
@@@
hari ini, aku memulai terapi kankerku. aku sengaja tak memberi tahunya. Orang yang selama ini berstatus sebagai kekasihku. entah kenapa, aku tak ingin mengatakan padanya bahwa aku begitu mencintainya, begitu ingin berada di dekatnya dalam sisa - sisa hidupku.
dengan di temani kakakku, aku memulai terapi yang bagiku sangat sia - sia, karna aku tahu, hidupku tak kan lama lagi. aku hanya ingin dia bisa kembali pada wanita itu. wanita yang pernah mengisi hidupnya sebelum kami bertemu dan menjalin hubungan.
Dyana. namanya sangat indah. secantik orangnya. wanita yang baik dan sangat menyenangkan. maka, di sisa akhir hidupku, aku mulai menuliskan pesan singkat untuknya. dan aku meminta kakakku yang mengantarkan pesan itu padanya, sebagai kado terakhir dariku.
pesan ku :
hai Dyana...
mungkin kamu sangat terkejut mendapat pesan dariku, padahal kita tak pernah bertemu atau kenal sama sekali.
jika kamu sudi untuk membaca ungkapan - ungkapan ini yang mungkin menjadi jawaban atas semua yang terjadi antara dirimu dan dia. Haryanto.
kamu pasti sangat mengenalnya kan. tentu saja kamu akan sangat mengenalnya, dia seseorang yang pernah mengisi hidupmu, dan juga hidupku. dia amat berarti bagiku, tapi sepertinya dia tak mampu mencintaiku.
dyana, dia sangat baik bukan ? aku sangat iri padamu, saat dia menceritakan padaku tentang dirimu. dulu saat aku dan dia masih baru - barunya kenal. dia sangat mengagumimu, Dyana. bahkan dia pernah berkata padaku akan setia padamu dan mencintaimu seumur hidupnya. karna hanya engkaulah cinta sejatinya.
dia mengatakan hal itu dengan setulus hati. aku bisa merasakannya. aku tahu dia. tapi, dia tak tahu aku. dia inginkan kamu. bukan aku. maafkan aku yang selama ini tak mengerti kalian.
dia mengatakan mencintaiku dan meninggalkan dirimu. aku sangat beruntung dan sangat senang. tapi, akhirnya aku sadari satu hal yang sangat menyakitkan untukku. DIA SANGAT MENCINTAIMU, DYANA. aku hanya bisa memilikinya, tapi tak memiliki hatinya. raganya memang ada untukku. tapi hatinya selalu ada padamu. dan itu tak akan pernah terganti.
memorinya tentang dirimu masih tergambar jelas dari matanya tiap kali aku menatapnya dalam - dalam. aku begitu menyayanginya, tapi aku tak bisa memaksanya untuk membuka hatinya padaku sedangkan sebenarnya hatinya ada padamu.
sekarang, tolong maafkan aku yang telah salah pada kalian. aku yang membuat hubungan kalian berantakan. sejak awal memang sudah salah. jadi lebih baik di akhiri saja.
Dyana, dia membutuhkanmu. dia tulus mencintaimu, dia sangat merindukanmu. bukan aku. aku sadar aku yang mencurinya darimu. aku minta maaf. tapi kini, aku memintamu kembali padanya, karna aku tahu kau juga sangat mencintainya. kau merindukannya seperti dia merindukanmu.
aku tak mungkin mampu merebutnya darimu walaupun aku sangat cemburu. aku cemburu denganmu. tapi aku sangat mencintainya, yang aku inginkan hanya melihatnya bahagia dan tersenyum bersama orang yang benar - benar dia cintai. dan itu kamu.
mungkin, saat ini adalah ungkapan terakhirku untuk kalian skaligus permintaanku padamu. kembalilah padanya. cintailah dia seperti dahulu, bahagiakan dia dan hiduplah dengannya. kalian sangat serasi. aku yakin itu. dan setelah pesan ini sampai kepadamu, mungkin aku sudah terbang jauh.
meskipun aku mencintainya, aku pun ingin dia bahagia. bahagia denganmu.
yang merelakannya,
Rury_
@@@
aku melipat surat itu dan memberikannya pada kakakku.
"tolong sampaikan pada Dyana, kak. aku mohon."
dan hari itu juga, aku bisa terlepas dari dalam jiwaku. pergi meninggalkan yang tercinta,.
Komentar